Herianto: Belalang Jalan Peroleh Pundi-pundi Uang

oleh -1197 Dilihat
oleh
SEMANU, kabarhandayani – Belalang sering dianggap sebagai hama tanaman bagi para petani. Serangga dari subordo Caelifera dalam ordo Orthoptera ini banyak terdapat di ladang dan sawah di Gunungkidul. Namun dibalik sifatnya yang merusak, belalang merupakan binatang yang bisa mendatangkan pundi-pundi rupiah. Begitu pula dengan Herianto (34) warga Padukuhan Jelok, Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu Gunungkidul yang mengolah belalang menjadi makanan yang lezat.
 
Kini, Heri menjadi penyetor utama walang goreng ke toko oleh-oleh Gunungkidul, selain itu ia juga menyetori di sejumlah toko oleh-oleh di Jogja. Heri merupakan orang pertama yang berinisiatif menjual belalang matang dengan kemasan menarik. Belalang yang diolah Heri adalah belalang kayu dan belalang jerami.
 
“Sebelumnya, dulu itu walang hanya dijual mentah, lalu saya berfikir kok lebih praktis kalau sudah matang, cocok untuk oleh-oleh karena walang toples kemasan ini bisa tahan sampai 25 hari. Pembelinya malah banyak dari wisatawan yang luar Jogja,” jelasnya.
 
Heri mengungkapkan sudah mengolah belalang sejak tahun 2002. Walang yang ia olah ini ditangkap dengan menggunakan pulut atau getah nangka yang dicampur dengan kapas dan dioleskan ke lidi dan dikasih galah panjang atau bisa juga menggunakan rajut berupa jaring kecil. 
 
Dengan dibantu oleh 3 pekerjanya dia mengolah belalang. Pertama belalang dibersihkan bulu dan kotorannya, kemudian direbus dengan bumbu dan tinggal diolah sesuai selera seperti rasa gurih, pedas dan manis
 
Karena jumlah peminat belalang semakin banyak, selain mencari sendiri, terkadang Heri harus mengambil belalang dari Bantul dengan harga Rp 70.000,00 per kilo gram. Hasil olahannya ini dijual dengan harga Rp 30.000,00 per toples yang beratnya sekitar 2,5 ons. Dari hasil berjualan belalang, dia bisa memperoleh omset sekitar 6,5 juta per bulan. 
 
Selain menjadi penyetor di beberapa toko oleh-oleh, ia juga menggelar dagangannya di pinggir Jalan Raya Wonosari – Semanu dengan gubuk sederhana sejak tahun 2007. Hingga sekarang sekitar 30 hingga 45 lusin habis sekitar 7 hingga 10 hari. Dia berjualan mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB dan mampu menjual 40 toples per hari. Selain itu, ia juga menjual belalang mentah dengan harga Rp 20.000,00 isi 40 ekor.
 
”Hanya dari walang bisa beli sapi dan tanah. Sebenarnya juga pengen punya toko sendiri tetapi ternyata lebih efektif kalau dititip di warung, biayanya juga tidak terlalu mahal, pemasarannya juga lebih mudah,” jelasnya.
 
Penulis: Mutiya, Editor: Hery

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar