Panjang lebar dipaparkan, dalam ranah politik, seorang politisi yang memiliki wawasan kebangsaan dengan semangat kerakyatan tidak mendahulukan egonya sendiri dengan membangun kamp “perseteruan” dalam koalisi yang partisan. Implikasinya adalah munculnya politisi-negarawan yang mementingkan kepentingan bangsa dan negara. Maka, terbangunlah apa yang disebut sinergi manunggaling kawulâ-gusti.
“Dalam dimensi lokal, kalau pun ada beda perspektif dalam memandang kebijakan pembangunan, itu pun sah-sah saja, asalkan konstruktif menguatkan keberadaan Gunungkidul Handayani yang menyejahterakan rakyatnya,” pinta dia.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Bupati Gunungkidul, Badingah, S.Sos meminta dukungan pembangunan terutama dalam hal pariwisata.
“Setelah Yogyakarta Air Port (YIA) mulai beroperasi, kami tetap mengharap wisatawan juga akan ke Gunungkidul,” harap Badingah.
Dia mengklaim, pariwisata sebagai substansi utama dalam visi pembangunan telah menunjukan prospek yang semakin bagus dan memberi dampak sosial ekonomi yang nyata, mampu meningkatkan perkembangan UMKM; kuliner; homestay; kerajinan; akomodasi; jasa wisata dan sebagainya. (Kandar)