Gerhana Bulan, Warga Bejiharjo Laksanakan Tradisi Gejog Lesung

oleh -
Gejog Lesung di Padukuhan Gelaran 1, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo. KH/ Sugeng.
Gejog Lesung di Padukuhan Gelaran 1, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo. KH/ Sugeng.

KARANGMOJO, (KH),– Bunyi Lesung atau tempat penumbuk padi bertalu-talu ditabuh warga Padukuhan Gelaran 1, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul. Tabuhan sesuai ritme menggunakan alat pemukul berupa Alu, yakni kayu penumbuk padi itu dilengkapi dengan tabuhan kentongan.

Kegiatan gejog lesung tersebut dilakukan warga atas adanya fenomena gerhana bulan yang terjadi Rabu, (31/1/2018) petang kemarin. Pada zaman dahulu, kegiatan tersebut merupakan tradisi untuk mengusir Buta atau raksasa jahat yang memakan Bulan sehingga terjadi gerhana.

Dewasa ini, kegiatan gejog lesung menjadi salah satu kesenian tradisional. Adapun gejog lesung yang digelar di halaman rumah Rakem, warga RT 08 semalam merupakan bentuk melestarikan budaya serta untuk mempererat kerukunan antar warga.

“Gejog lesung yang digelar merupakan upaya untuk menjaga tradisi budaya masa lampau. Tak lagi dimaknai mengusir raksasa jahat atau yang disebut Bethara Kala,” tutur Dukuh Gelaran 1, Husin Pamungkas.

Pada pelaksanaannya, terdapat sekitar 6 ibu-ibu rumah tangga mengelilingi lesung yang ditabuh. Tidak jauh berapa kaum lelaki memukul kenthongan untuk melengkapi bunyi yang dihasilkan.

Mereka saling bergantian memainkan alu sembari menyanyikan tembang jawa dan sholawatan. Berbeda dengan gejong lesung zaman dahulu yang cenderung dipenuhi suasana cemas karena perasaan takut Bulan akan menghilang. Semalam, terlihat ibu-ibu tersebut begitu gembira dengan raut wajah penuh senyum bergairah menabuh lesung. (Sugeng)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar