Fatayat NU Gunungkidul Gelar Latihan Kader Dasar 2018

oleh -
Latihan Kader Dasar (LKD) Fatayat NU Gunungkidul. KH
Latihan Kader Dasar (LKD) Fatayat NU Gunungkidul. KH

GUNUNGKIDUL, (KH),– Pimpinan Cabang (PC) Fatayat Nahdlatul Ulama Gunungkidul menyelenggarakan Latihan Kader Dasar (LKD) pada tanggal 13 dan 14 oktober 2018. Kegiatan digelar dengan tema “Meningkatkan Peran Penting Perempuan Ahlussunah Wal Jama’ah melalui LKD Fatayat NU Gunungkidul”.

Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh jajaran Pengurus dan Anggota PC Fatayat NU Gunungkidul serta perwakilan dari Pimpinan Anak Cabang (PAC) 18 kecamatan di Kabupaten Gunungkidul.

Ketua PC Fatayat NU Kabupaten Gunungkidul, Laily Fauziah, S.Pd.I mengatakan, kegiatan LKD ini bertujuan untuk memahami visi dan misi organisasi Fatayat serta merealisasikan program kerja PC Fatayat NU Kabupaten Gunungkidul.

“Peserta nanti menjadi pionir pada kegiatan LKD-LKD di PAC Kecamatan. Oleh karena itu, Ketua PAC Kecamatan dihadirkan pada kegiatan ini agar kelak dapat meneruskan di wilayah masing-masing,” ujar Laily.

Kegiatan LKD dibuka secara resmi oleh Ketua PCNU Kabupaten Gunungkidul, Drs. H. Arif Gunadi, M.Pd.I. Dalam sambutannya, ia berpesan bahwa seluruh badan otonom NU harus bisa bersinergi dan bekerjasama. Menurutnya, LKD digelar guna membangun komitmen dalam berorganisasi.

“Semua program dan kegiatan yang disusun oleh Fatayat tidak boleh bertentangan dengan program Nahdlatul Ulama,” pesan Arif Gunadi.

Adapun tiga materi yang dibahas pada hari pertama yakni; Ideologi Aswaja (NU) oleh Drs. H. Arief Gunadi, M.Pd.I, Analisis Sosial dan Kepemimpinan Perempuan oleh Khotimatul Husna (PW Fatayat DIY), Ke-Fatayat-an dan Citra Diri Kader oleh Maryan Vitrin (PW Fatayat DIY), serta e-Organisasi-an dan Bedah AD/ART oleh Diah Iskandar (PW Fatayat DIY).

Sementara pada hari kedua diawali dengan materi “Wawasan Kebangsaan”. Materi ini disampaikan oleh Wakil Bupati Gunungkidul, Dr. Drs. Immawan Wahyudi, M.H.

Immawan menyampaikan, bahwa di dalam wawasan kebangsaan di dalamnya terdapat Nasionalisme dan Integrasi Nasional. Proses pembelajaran yang tidak komprehensif dapat menimbulkan permasalahan baru.

“Sebenarnya perbedaan Madhzab di Indonesia sebenarnya sudah tidak bermasalah lagi, justru masalah-masalah kecil sebagai akibat proses belajar yang tidak utuh menyebabkan perbedaan pendapat dan akhirnya menimbulkan masalah baru,” papar Immawan.

Padahal, sambung Immawan, sebenarnya jika semua umat mempelajari nasionalisme dengan pendekatan sosio-historis, tidak perlu terjadi perbedaan pendapat.

Menurutnya, mendekatkan kelompok besar harus dengan peran secara proposional. Sedangkan kelompok minoritas harus diberi perlindungan, baik dari segi etnis, agama, dan lain-lain. Seorang pemimpin harus bisa menjadi problem solving terhadap permasalahan yang terjadi di sekitarnya. Kepemimpinan harus mempunyai gagasan positif yang tidak memperkeruh kondisi.

Kemudian pada akhir sesi pertama dihari kedua, Kepala Bidang Politik dan Ormas Dinas Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Gunungkidul, Arham Masduqi, S.STP menyampaikan bahwa Dinas Kesatuan Bangsa dan Politik mendukung kegiatan pengkaderan seperti yang dilaksanakan Fatayat NU untuk meningkatkan kwalitas SDM masyarakat Gunungkidul.

“Kami siap menjalin kerjasama dengan organisasi-organisasi masyarakat di Kabupaten Gunungkidul,” tandasnya.

Menjadi bagian LKD, materi Amaliah Nahdliah juga disampaikan oleh Ketua PC GP Ansor Kabupaten Gunungkidul, Lutfi Kharis Mahfudz. Lutfi menyampaikan, bahwasannya semua amaliah Nahdliyah didasarkan pada hukum Islam yaitu Al Qur’an, Al hadist, Al Ijma dan Al Ijtihad.

LKD Tahun 2018 ditutup dengan prosesi Baiat oleh Wakil Katib Syuriyah NU Kabupaten Gunungkidul, Drs.H. Muh.Ilyas, M.Si. Baiat ini dimaksudkan untuk menguatkan hati dan semangat pengurus dan anggota Fatayat NU Kabupaten Gunungkidul dalam berkhidmat di Nahdlatul Ulama. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar