Esensi Idul Adha, Berbagi Dan Mendahulukan Perintah Allah

oleh -1327 Dilihat
oleh
Penyembelihan hewan qurban di Desa Pulutan, KH/ Kandar
Penyembelihan hewan qurban di Desa Pulutan, KH/ Kandar
Penyembelihan hewan qurban di Desa Pulutan, KH/ Kandar

WONOSARI, (KH)— Tepat hari ini, Senin, 10 Dzulhijah 1437 H, atau (12/9/2016) umat Islam melaksanakan ibadah Hari Raya Idul Adha dengan berqurban, yakni menyembelih hewan qurban berupa sapi dan kambing, di masjid-masjid, atau perkumpulan-perkumpulan jamaah.

Pelaksanaan ibadah didahului dengan melangsungkan ibadah Shalat Idul Adha baik di masjid dan lapangan. Begitu juga yang berlangsung di Desa Pulutan, sebelum penyembelihan hewan, Shalat Ied yang dilanjutkan kutbah terlebih dahulu digelar.

Imam Shalat, Ade Ariyanto dalam kotbah menyampaikan esensi dan makna ibadah Hari Raya Idul Adha. Dilaksanakan Idul adha setiap tahun tidak terlepas dari suri tauladan utusan Allah, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.

Dari pelaksanaan tersebut, sekiranya umat dapat mengambil hikmah kisah Nabi Ibrahim, tidak semata mengingat daging saja. Kata Ade, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail merupakan umat Islam yang mengutamakan kepentingan Allah SWT, mendahulukan perintah Allah diatas kepentingan peribadi, dan kepentingan keluarganya sendiri.

“Perlu dicontoh, ketika Nabi Ibrahim selama puluhan tahun tidak memiliki keturunan, hingga ia berumur tua, lantas kemudian ketika diberi putra bernama Ismail, dalam Al Quran dikisahkan, saat Ismail sudah menginjak dewasa, dapat membalas jasa atau membantu orang tuanya, Allah perintahkan untuk disembelih,” urai Ade.

Sambung dia, Ibrahim berkata kepada putranya bahwa ia bermimpi mendapat perintah dari Allah supaya menyembelihnya, lantas kemudian menyampaikan perintah itu dengan meminta pendapat Ismail. Sebagai hamba Allah, hal ini menjadi cobaan berat bagi Ibrahim.

Atas pertanyaan sang ayah, jawaban Ismail menunjukkan jawaban sebagai hamba yang taqwa kepada Allah dan berbakti kepada orang tua, Ismail menjawab, dan menyetujui agar Ibrahim, ayahnya, menjalankan apa yang menjadi perintah Allah. hal ini disampaikan Ade sebagaimana mengutip dari Al quran.

Sebab, lanjut Ade, Allah adalah penguasa hidup kita semua, Shalat kita, Ibadah penyembelihan kita, dan mati kita hanya untuk Allah SWT. Kisah Ibrahim adalah gambaran umat yang mendahulukan perintah Allah, kemudian dalam kisah tersebut, Allah menukar atau mengganti dengan kambing atau domba yang gemuk untuk disembelih oleh Ibrahim, dan bukan anaknya.

“Esensinya, siapa saja yang mendahulukan perintah Allah pasti akan diganti, serta dimudahkan persoalan-persoalannya di dunia olehNya,” jelas Ade.

Selain itu, hikmah dari ibadah Qurban adalah berbagi, hewan qurban yang disembelih dibagikan di sekitar lingkungan masjid, dan masyarakat luas, dengan berbagai akan tercipta sikap saling mengasihi. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar