Dinas TPH Intensif Kawal Musim Tanam Pertanian 2016

oleh -
oleh
Lahan pertanian di Ponjong, Foto: KH/ Kandar
iklan dprd
Lahan pertanian di Ponjong, Foto: KH/ Kandar
Lahan pertanian di Ponjong, Foto: KH/ Kandar

WONOSARI, (KH)— Berbagai langkah telah diupayakan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) guna mengawal musim tanam 2016 ini. Dengan harapan hasil pertanian maksimal sehingga meningkat.

Mengenai beberapa kesiapan, Kepala Dinas TPH, Azman Latief menjelaskan, pengawalan terhadap musim pertanian kali ini, misalnya mengenai antisipasi hama, Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (PPOPT) dinyakatan siap siaga jika ada laporan.

Pihaknya menandaskan, jika  sewaktu-waktu petani mendapati ada gejala serangan hama pada tanaman mereka agar tidak segan-segan untuk bertanya atau  menyampaikan laporan melalui petugas atau Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).

“Segala jenis pestisida kita siap, sekiranya menurut petugas serangan itu membahayakan maka akan segera ditangani,” tegasnya.

iklan golkar idul fitri 2024

Mengenai Pupuk, sebelumnya telah disampaikan oleh Seksi Pupuk dan Pestisida Sugito, S.ST. Berdasar usulan Rencana Detail Kebutuhan Kelompok (RDKK), pupuk bersubsidi dari kelompok tani untuk jenis Urea saja mencapai 15.725 ton, sedangkan alokasi anggaran tahun 2015 sebanyak 11.030 ton saja.

‘Tahun 2016 kita masih menunggu Pergub 2016 yang akan berbicara Gunungkidul akan mendapat jatah berapa. Sekarang saya belum bisa menyebutkan, “ jelas Azman Latif.

Perihal prediksi produksi untuk musim tanam tahun ini, Azman Latif merinci, luas lahan tanam jenis tanaman padi untuk periode Oktober 2015-Maret 2016 kurang lebih 55.000 ha. Terdiri dari dua jenis, yakni padi gogo ada 46.600 ha dan padi sawah sekitar 8.000 ha.

Untuk padi gogo, dengan hitungan rata-rata target produksi 46,6 kwintal/ha, prediksi keberhasilan panen dari luas tanam sebelumnya berkisar 42.315 ha, sehingga dihasilkan gabah kira-kira 197.185 ton. Sedangkan padi sawah rata-rata hasilnya 59,5 kwintal/ha, maka diperoleh sekitar 47.600 ton.

“Hasil produksi kita memang hampir sepertiga produksi se-DIY ini,” ujarnya. Prediksi produksi tersebut bisa lebih manakala adanya curah hujan yang panjang sehingga memungkinkan pada sebagian wilayah tertentu untuk menanam dua kali.

Untuk tanaman lain, lanjut Azman, jenis jagung luas lahan tanam sekitar 59.000 ha, dengan produktifitas yang diharapkan mencapai 41,3 kw/ha, sehingga diperoleh angka hasil 243.670 ton. Lalu untuk kedelai, dia mengaku selalu mengalami penurunan dari tahun ke tahun, tahun ini luas tanamnya ada 17.000 ha, dengan harapan produksi 14,77 kw/ha, capaian produksinya sekitar 23.000 ton.

“Kedelai itu murah sekali. Penanganan sulit lalu nilai jualnya rendah, kalau tidak disubsidi, mungkin sudah habis sekarang. Kita juga tidak mungkin memaksa petani menanam kedelai,” paparnya. Diakui, Pemerintah memang kesulitan menyelamatkan harga kedelai.

Sedangkan ubi kayu, diprediksi produksinya kurang lebih 900.000 ton, hampir tiap tahun naik turun sekitar angka tersebut. Sebenarnya potensi permintaan pasar besar dan harus rutin hampir tiap bulan, tetapi, urai Azman, panen rata-rata hanya pada bulan Juli-Agustus saja, jika diupayakan pengairan membutuhkan biaya yang sangat mahal.

Mengenai persiapan penanganan pemanenan, Dinas TPH pada tahun 2015 telah memberikan bantuan alat panen berupa Combine Harvester. Alat ini dikatakan Azman memiliki kecepatan 100 kali lipat dengan pemanenan manual. Sejumlah 6 kendaraan mesin telah diberikan terutama kepada wilayah dengan sawah dan ladang yang luas, seperti Ponjong.

Dengan teknologi tersebut diharapkan benar-benar dimanfaatkan sehingga memperlancar pemanenan. Alat tersebut selain memotong batang padi langsung dapat memisahkan bulir padi dengan batangnya. “Dahulu kita sempat merayu-rayu agar memakai, alasannya repot, ini kan lucu, mereka masih ingin memanen secara manual, tetapi saya yakin 5-6 tahun kedepan alat ini sangat dibutuhkan,” kata Azman lagi.

Kemungkinan alasan sempat adanya penolakan alat tersebut, sehingga dipindah penerimanya, karena kemampuan petani dalam pengoperasiannya. Teknologi pertanian lain yang pernah diberikan yaitu 4 unit traktor roda 4.

“Prediksi hasil tahun ini meningkat dibanding tahun lalu,” ucap Azman mengakhiri perbincangan. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar