“Dimana berpotensi menjadi wahana efektif upaya-upaya pengentasan kemiskinan oleh masyarakat sendiri. Tinggal Pemkab memfasilitasinya dengan memudahkan akses membangun konektivitasnya antar obyek,” pesan Sultan.
Sebagai contoh, lanjut dia, dibukanya ruang publik Malioboro sebagai kawasan uji-coba semi-pedestrian setiap Slasa Wage, maka muncullah kreativitas masyarakat yang meningkatkan daya atraktif khas dan memberi nilai tambah Malioboro sebagai destinasi wisata budaya.
Selain itu, jelas dia, secara tak terduga nanti juga akan membuka ruang-ruang kreativitas baru yang tak terprediksikan sebelumnya.
“Makanya, jika pemerintah dan masyarakatnya kurang kreatif, Gunungkidul pun akan seperti “raksasa yang tertidur lelap” yang tak akan mendapatkan apa-apa,” kata Sultan mengingatkan.
Menurut Sultan perlu segera digiatkan pembangunan wilayah timur Yogyakarta International Airport (YIA), terlebih dengan adanya daya tarik wisata geopark dan pantai. Agar wisatawan tidak hanya tertarik ke Borobudur.
“Yang harus kita bangun adalah regional image: Melihat Borobudur dari Yogya, bukan sebaliknya melihat Yogya dari Borobudur,” pungkas Raja Kraton Yogyakarta ini. (Kandar)