Besaran Prevalensi ODGJ Di DIY Tertinggi Di Indonesia, Kepedulian Semua Pihak Diperlukan

oleh -969 Dilihat
oleh
Kegiatan Workshop Kesehatan Jiwa Masyarakat oleh YAKKUM di Balai Desa Karangrejek. KH/ Kandar.
Kegiatan Workshop Kesehatan Jiwa Masyarakat oleh YAKKUM di Balai Desa Karangrejek. KH/ Kandar.

WONOSARI, (KH),– Berdasar data besaran prevalensi penderita gangguan jiwa berat/ psikotik Daerah Istimewa Yogyakarta menempati urutan teratas di Indonesia. Hal tersebut diungkapkan Program Manajer Pusat Rehabilitasi Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum (YAKKUM), Jaimun pada kegiatan Workshop Kesehatan Jiwa Masyarakat untuk tokoh agama dan masyarakat di Balai Desa Karangrejek, Senin, (18/9/2017).

Jaimun menyebut, nilai prevalensi penderita Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di DIY sebesar 2,7 tiap mil. Sementara di seluruh Indonesia sebesar 1,7 per mil. Jaimun mengutip data Riskesdes 2013, di DIY terdapat 9.820 ODGJ.

“Sementara di Gunungkidul tertinggi ke dua setelah Kulon Progo yakni sebanyak 1.433 ODGJ. YAKKUM saat ini mendampingi sebagian diantara ODGJ tersebut. Sayang sekali jika dibiarkan, usia mereka masih sangat produktif,” urai Jaimun.

Menurutnya, ODGJ merupakan bagian dari masyarakat yang memiliki hak sama untuk mendapat layanan kesehatan dalam upaya penyembuhan. Permasalahan atau kendala yang menjadi hambatan di lapangan berdasar assessment yakni masih sulitnya ODGJ mendapat akses fasilitas kesehatan. Selain itu permasalahan lain yang banyak ditemui yaitu keluarga dari penderita enggan mengupayakan pengobatan.

“Harusnya diantar ke puskesmas atau layanan kesehatan keluarga tidak mau mengantar, rutinitas minum obat sering juga tidak diperhatikan,” sebut Jaimun.

Padahal, kata dia, obat bagi ODGJ merupakan kebutuhan vital yang harus rutin dikonsumsi sesuai dosis yang dianjurkan dokter. Sementara faktanya banyak kasus kambuhnya ODGJ yang telah tertangani petugas kesehatan karena lalai dalam mengkonsumsi obat.

Dihadapan tokoh agama dan masyarakat dari beberapa desa di Wonosari pihaknya mengajak semua pihak untuk menyampaikan kepada masyarakat luas pentingnya peran keluarga dalam upaya penyembuhan ODGJ.

Pihaknya juga meminta kepada semua tokoh masyarakat melalui kader di masing-masing wilayah apabila ada warga ODGJ yang belum mendapatkan akses pengobatan agar segera mendorong sekaligus mengupayakannya untuk datang ke Puskesmas.

Sementara itu, Camat Wonosari, Siswanto sesaat setelah membuka workshop menghimbau kepada pemerintah desa untuk meningkatkan kepedulian dengan serius terhadap penderita ODGJ. Guna mendukung penanganan ODGJ di Wonosari pihaknya sudah membentuk Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat.

Siswanto tidak menampik, tindakan yang tidak semsetinya terhadap ODGJ masih dilakukan, seperti pemasungan atau pengurungan masih terjadi di Wonosari. Hal tersebut merupakan bukti masih adanya penanganan yang belum sesuai.

Dengan adanya workshop yang diinisiasi YAKKUM pihaknya berharap dapat membuka pemahaman masyarakat sekaligus meningkatkan rasa kepedulian terhadap ODGJ. Selain itu berbagai instansi baik pemerintah desa, puskesmas dan birokrasi lain yang terkait kedepan diharapkan memberikan prioritas mendukung semakin mudahnya akses pengobatan bagi ODGJ

“Kita sudah berkali-kali diskusi, gangguan jiwa bukan penyakit yang tidak dapat disembuhkan, tetapi memang perlu kesabaran, ketelatenan dan kerja keras melakukan pendampingan terus-menerus,” tukas Siswanto. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar