Bersih-Bersih Telinga Warnai Peringatan Hari Pendengaran Sedunia 2019

oleh -
oleh
Kegiatan bersih-bersih telinga oleh Komite Daerah (KOMDA) Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian (PGPKT) Gunungkidul. (KH/ Kandar)
iklan dprd

WONOSARI, (KH),– Dalam rangka memperingati Hari Pendengaran Dunia atau Word Hearing Day 2019, Komite Daerah (KOMDA) Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian (PGPKT) Gunungkidul menyelenggarakan bakti sosial Bersih-Bersih Telinga (BBT), Jum’at, (29/3/2019).

Kegiatan tersebut menyasar ratusan siswa di SD IT Tunas Mulia Ledoksari, Wonosari, Gunungkidul. Ketua KOMDA PGPKT Gunungkidul, dr. Ima Dewi Rosmawati M, Sc.Sp, T.H.T.K.L disela kegiatan menyampaikan, kegiatan bersih-bersih telinga merupakan salah satu rangkaian dari beberapa kegiatan menyambut Hari Pendengaran Dunia.

“Sebelumnya sudah dilakukan beberapa kegiatan diantaranya berupa penyuluhan dan senam lansia bersama anggota PWRI dan anggota Persadia di RSUD Wonosari. Ada juga kegiatan pembekalan bagi dokter muda yang sudah selesai menjalani pendidikan yang akan menempuh ujian profesi dokter,” papar dr. Ima.

Untuk kegiatan baksos bersih-bersih telinga, ungkap dr. Ima, terlebih dahulu diawali dengan Skrining. Dari situ ditemukan lebih dari 50 % atau 266 dari 450 siswa SD IT Tunas Mulia bermasalah dengan pendengarannya.

iklan golkar idul fitri 2024

dr. Ima menyebutkan, pada tahun 2045, Indonesia akan mengalami ledakan usia produktif yang disebut sebagai Indonesia Emas. Pada satu sisi hal ini merupakan potensi karena tersedianya tenaga kerja yang cukup besar.

Namun di sisi lain, dapat menjadi potensi beban negara ketika angkatan kerja tersebut tidak memiliki kualitas yang mumpuni. Oleh karena itu, sejak dini semua unsur yang terlibat harus bekerja keras untuk mempersiapkannya.

Beberapa problem kesehatan yang berpengaruh terhadap kualitas generasi  muda adalah gangguan pendengaran. “Maka dalam rangka World Hearing Day 2019, KOMDA PGPKT menganggap perlu dilakukan skrining pendengaran untuk anak sekolah,” jelasnya.

Sambung dia, dalam pelaksanaannya memang bertahap di beberapa sekolah secara bergantian mengacu pada ketersediaan sumber dana dan tenaga. Diharapkan kegiatan ini dapat berkelanjutan dengan melibatkan semua pihak terkait, karena pada hakekatnya kesehatan pendengaran menjadi tanggung jawab bersama.

Menurut dr. Ima, masyarakat banyak yang kurang peduli dengan gangguan alat indera pendengaran. Lebih mendalam dijelaskan, setidaknya ada 5 hal dari kelainan pendengaran yang sebetulnya bisa ditanggulangi. Diantaranya; gangguan tuli bawaan, congek atau keluar cairan dari telinga, tuli akibat bising, tuli pada orang tua karena proses degenerative usia serta akibat kotoran telinga.

Dalam kesmepatan yang sama, Ketua Panitia Kegiatan Peringatan Hari Pendengaran Dunia, dr. Sumitro, M.Sc. menambahkan, kegiatan melibatkan 15 tenaga medis dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Gunungkidul, tenaga koas dan TNI.

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar