Ayo Waspada Penyakit Kencing Tikus! Ini Cara Mencegahnya

oleh -2053 Dilihat
oleh
Skema penularan penyakit leptospirosis. Dok: brawijaya hospital.
Skema penularan penyakit leptospirosis. Dok: brawijaya hospital.

Jelang akhir musim penghujan, maka rumah warga petani Gunungkidul pada umumnya dipenuhi aneka hasil pertanian seperti, gabah, jagung, kedelai, kacang tanah, dan lain-lainnya. Cuaca masih relatif basah disertai intensitas hujan yang mulai menurun. Tanah juga relatif masih basah dan lembab. Dalam kondisi sudah tidak hujan deras dan banyak pekerjaan mengolah hasil pertanian menumpuk, justru di sinilah kelengahan terhadap bahaya beberapa penyakit infeksi yang dapat menyerang.

Saat ada tumpukan hasil pertanian yang masih baru dan lembab, biasanya tikus juga makin aktif bersliweran di rumah menyerang hasil panenan. Dengan kemunculan hewan pengerat tersebut perlu diwaspadai adanya risiko penularan penyakit kencing tikus atau dikenal sebagai Leptospirosis. Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri leptospira (bakteri berbentuk spiral yang mempunyai ratusan serotipe) yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya (zoonosis).

Penyakit Leptospirosis pertama kali dilaporkan pada tahun 1886 oleh Adolf Weil sehingga disebut sebagai Weil’s Disease. Leptospirosis juga dikenal dengan nama Demam Icterohemorrhage, demam pesawah (Ricefield fever) atau demam banjir, demam lumpur, penyakit kuning non virus, penyakit Stuttgart, penyakit Swineherd dan beberapa nama lainnya.

International Leptospirosis Society menyatakan, Indonesia ditengarai sebagai negara dengan Leptospirosis yang tinggi. Sepanjang 2010 terdapat 8 provinsi yang melaporkan kasus suspek Leptospirosis. Di antaranya DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bengkulu, Kepulauan Riau dan Sulawesi Selatan.

Angka kematian Leptospirosis di Indonesia termasuk tinggi, bisa mencapai 2,50 – 16,45 % (rata-rata 7,1 %). Pada usia lebih dari 50 tahun bisa mencapai 56%.Di beberapa publikasi angka kematian dilaporkan antara 3 persen – 54 persen tergantung sistem organ yang terinfeksi.

Adakah vaksin untuk mencegah penyakit Leptospirosis? Bagi manusia belum ada vaksin untuk melawan Leptospirosis.Vaksin guna mencegah Leptospirosis baru pada hewan tetapi hewan yang sudah diberi vaksin pun masih rentan terhadap jenis lainnya yang tidak tercakup dalam vaksin yang diberikan.

Apakah Seseorang Bisa Tertular Leptospirosis Lebih dari Sekali? Karena terdapat banyak jenis kuman leptospira yang berlainan, mungkin saja seorang terkena jenis yang lain dan mendapat Leptospirosis lagi.

Bagaimana Cara Mencegah Tertular Penyakit Kencing Tikus / Leptospirosis? Berikut ini langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah leptospirosis:

  • Membiasakan diri untuk berlaku hidup sehat, pastikan tubuh mendapat istirahat yang cukup paling tidak 8 jam sehari.
  • Memperbanyak makanan yang mengandung protein, seperti daging, susu dan keju
    Konsumsi buah-buahan dan sayuran yang cukup, dan  bila perlu konsumsi suplemen atau multivitamin  yang dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh.
  • Simpan makanan dan minuman  di tempat yang aman dan bersih agar terhindar dari hewan-hewan yang berpotensi menularkan penyakit leptospirosis.
  • Biasakan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, selepas bekerja, sehabis memegang hewan, sehabis membersihkan rumah, sehabis membersihkan dapur dan tempat-tempat kotor, karena kuman Leptospira cepat mati oleh sabun, pembasmi kuman dan jika tangannya kering.
  • Sebelum minum atau membuka makanan kalengan, pastikan anda membasuh/membilas penutupnya terlebih dahulu, untuk menjaga kemungkinan dijangkiti bakteria leptospira. Makanan kalengan mungkin saja terkena urin hewan pembawa bakteri leptospira ketika masih tersimpan dalam gudang toko.
  • Menghindari atau mengurangi kontak dengan hewan yang berpotensi terkena paparan air atau lahan yang dicemari kuman.
  • Pakailah pakaian pelindung, seperti sarung tangan, masker, kaca mata, sepatu boot, ketika bekerja di tempat kotor, pada saat banjir atau pada saat menangani hewan.
  • Membersihkan tempat air dan kolam renang secara rutin.
  • Jika mengalami luka atau lecet, tutupilah dengan pembalut luka kedap air terutama sebelum bersentuhan dengan tanah, lumpur atau air yang mungkin dicemari air seni binatang.
  • Pakailah sepatu bila keluar terutama jika tanahnya basah atau berlumpur.
    Hindari adanya tikus di dalam rumah atau gedung.
  • Perhatikan secara ketat kebersihan dan sanitasi lingkungan.
  • Pastikan hewan peliharaan mendapatkan vaksin, dan periksakan kesehatan hewan peliharaan ke dokter hewan secara rutin.

Sebaiknya selalu waspada dengan penyakit ini, karena dampak dan akibatnya masih menjadi permasalahan penyakit di Indonesia saat ini. Apabila ada keluarga atau orang di lingkungan terdekat mengalami tanda-tanda tersebut segera konsultasikan ke fasilitas kesehatan terdekat.

***

Sumber: https://www.brawijayahospital.com/show-article.php?slg=leptospirosis

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar