Apresiasikan Seni Melalui Bonsai

oleh -1623 Dilihat
oleh
PATUK, kabarhandayani.– Seni dapat diapresiasikan melalui berbagai macam media. Seperti halnya yang dilakukan Suwarti (57) warga Padukuhan Putat 1, Desa Putat, Kecamatan Patuk, Gunungkidul yang mengapresiasikan kecintaannya terhadap seni melalui tumbuhan yang ia bentuk menjadi tanaman bonsai. Bonsai merupakan tanaman atau pohon yang dikerdilkan dalam pot dangkal yang bernama bon dengan tujuan membuat miniatur dari bentuk asli pohon besar yang sudah tua di alam bebas.
Suwarti menjelaskan, kecintaannya terhadap seni yang dimulai sejak 1985 ini dicurahkan pada keindahan pada bentuk dahan, daun, batang dan akar bonsai. Seninya mencakup pada teknik pemotongan dan pemangkasan tanaman, pengawatan atau pembentukan dahan pohon dengan melilitkan kawat untuk membengkokkan dahan serta membuat akar menyebar di atas batu.
Berdasarkan keterangan Suwarti, pembuatan bonsai memakan waktu yang cukup lama dan melibatkan berbagai macam cara seperti pupuk, pemangkasan, pembentukan tanaman, penyiraman dan penggantian pot serta tanah. Pengkerdilan tanaman dilakukan dengan cara memotong dahan, akar dan membentuk batang dengan kawat dan batu.  ”Tanaman adalah makhluk hidup jadi bonsai akan mengalami perubahan terus menerus dan itulah yang menjadi daya tariknya,” ungkapnya seraya menata tanaman bonsainya pada Senin (30/6/2014).
Tanaman yang dibonsai mayoritas berjenis asam jawa karena selain tahan lama, batangnya yang keras dan tidak mudah rapuh, asam jawa merupakan tanaman bonsai yang masuk ke dalam 10 besar bonsai terbaik. Selain itu, ia juga membonsai ringin dolar, melati laut dan hokyanti.
Meskipun kini peminat bonsai tidak sebanyak dulu, bonsai koleksinya ini ada saja para peminat bonsai yang menyukai hasil tangan kreatifnya mulai dari peminat lokal Gunungkidul hingga Bogor, Bandung dan Belanda. Bonsainya ini dihargai mulai dari Rp 50.000,00 hingga 5 juta rupiah. “Harganya tergantung pembeli, biasanya harganya akan tergantung dari lama umur bonsai dan bentuknya,” jelasnya. (Mutiya/Hfs)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar