Apem ‘Mas Brow’ Semanu Memang Murah, Tapi Rasanya Nampol Dilidah

oleh -3595 Dilihat
oleh
Misdi penjual apem dari Semanu. (KH/ Kandar)

Nama apem Misdi lambat laun semakin melambung. Apem mampu menjadi primadona bagi kalangan muda. Untuk memudahkan pembeli menikmati apem, ia menyewa sebuah kios di pinggir jalan umum tidak jauh dari rumahnya.

Sebelumnya, kalau pembeli datang ke rumah, pekarangan kediamannya cukup terbatas sehingga motor dan mobil kesulitan parkir. Alasan itu menjadi salah satu pertimbangan Misdi membuka kios di lokasi yang mudah dijangkau di sebelah utara Kantor Polsek Semanu.

“Tak ada tambahan bahan apapun di apem buatan saya. bahan seperti pada apem goreng pada umumnya. Hanya takaran adonan saja yang berbeda,” kata Misdi sambil tersenyum. Ia enggan membeberkan rahasia dapur miliknya.

Saat ini, dalam sehari ia menghabiskan rata-rata sekitar 30 kilogram bahan baku. Tetu saja jumlah bahan baku akan jauh lebih banyak yang dihabiskan jika ada pesanan untuk hajatan.

Hal yang menarik dari usaha Apem Misdi yakni keberaniannya tetap bertahan dengan harga jual yang murah. Dirinya mengaku tidak pernah mengganti harga untuk tiap biji apem meski bahan baku berulang kali mengalami kenaikan.

“Untuk yang dititipkan di warung seputar pasar harganya Rp. 400, yang dijual di kios sendiri Rp. 500 tiap biji,” imbuh Misdi.

Menggeluti usaha di dunia kuliner, Misdi tak mau sembarangan. Bahan baku yang dipakai selalu berkualitas. Contohnya saat memilih kelapa sebagai bahan campuran, apabila kelapa sudah sedikit berbau saat dibuka dirinya tak mau menggunakannya. Sebab sekali saja mengecewakan pelanggan, dapat berisiko fatal.

“Hukumnya wajib, setiap apem akan dijual ke konsumen sayalah orang yang pertama kali akan mencicipinya,” tukas dia. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar