Angka Kematian Bayi dan Ibu Hamil di Gunungkidul Masih Tinggi

oleh -1330 Dilihat
oleh
Pembekalan kader kesehatan Posyandu Gunungkidul. KH/Juju.
Pembekalan kader kesehatan Posyandu Gunungkidul. KH/Juju.
Pembekalan kader kesehatan Posyandu Gunungkidul. KH/Juju.

WONOSARI,(KH)— Angka kematian ibu hamil dan bayi di Kabupaten Gunungkidul setiap tahunnya terus menurun. Kendati demikian, pemerintah terus menekan angka kematian bayi dan ibu hamil dengan membentuk kader-kader kesehatan disetiap desa.

Kartini, Kepala Seksi Bina Kesehatan Dinas Kesehatan Gunungkidul mengatakan, ada sebanyak 5.825 kader kesehatan yang tersebar di 1.165 Posyandu yang terdapat di Gunungkidul. Kader kesehatan tersebut akan turun ke kapangan untuk memantau kondisi ibu hamil.

“Para kader sudah kita bekali dengan pengetahuan, mereka mempu mengenali dan mengantisipasi tanda resiko serta bahaya pada ibu hamil, sehingga angka kematian bayi dan bumil dapat diminimalisir,” katanya, di sela acara pembinaan kader kesehatan, di aula Pemkab Gunungkidul, Senin (27/4/2015).

Dari data Dinkes Gunungkidul, lanjut Kartini, angka kematian ibu hamil pada tahun 2013 sebanyak 8 orang. Tahun 2014 terdapat 7 orang, sedangkan untuk tahun 2015 hingga bulan April sebanyak 2 orang. Sementara untuk kematian bayi tahun 2013 ada 109 bayi dan 2014 ada 28 bayi.

“Kematian bayi di Gunungkidul masih di bawah standar yang ditetapkan Nasional, dari 1000 kelahiran ada 12 bayi yang meninggal,” tambahnya.

Kartini menambahkan, sebelum mereka diterjunkan di lapangan, para kader ini diberi materi tentang tanda bahaya kehamilan. Dengan bekal tersebut diharapkan para kader dapat menjadi ujung tombak pencegahan kematian ibu dan bayi.

Sementara, dari Bina Kesehatan Keluarga,Dinkes Daerah Istimewa Yogyakarta, Sutarti mengatakan, butuh kerja sama lintas sektoral untuk menekan angka kematian bayi dan ibu hamil. Menurutnya, semua kasus kehamilan dan kematian bayi harus diketahui semua kalangan sehingga permasalahan tersebut dapat menjadi tanggung jawab bersama.

“Kita berharap tidak hanya Dinas Kesehatan yang mengetahui kasus kematian bumil dan bayi, tetapi juga Camat dan Kepala Desa. Kerjasama ini dapat dilakukan dengan pendampingan bidan di setiap wilayah,” tandasnya. (Juju)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar