Agen Tiket Bus Mbah Wage, Sejak 1970 Sampai Kini Tetap Eksis

oleh -1090 Dilihat
oleh
Agen Tiket Bus Malam Mbah Wage, Wonosari. Foto: Atmaja.
Agen Tiket Bus Malam Mbah Wage, Wonosari. Foto: Atmaja.
Agen Tiket Bus Malam Mbah Wage, Wonosari. Foto: Atmaja.

WONOSARI, (KH) — Agen Tiket Bus Mbah Wage barangkali menjadi legenda bagi para pekerja rantau asal Gunungkidul atau pengguna jasa angkutan bus malam. Agen tiket ini merupakan salah satu pemain tiketing bus kawakan di Gunungkidul, sudah ditekuni oleh pendirinya Mbah Wage sejak tahun 1970.

Terbukti dengan usaha tiketing Mbah Wage dapat menjadi andalan pemasukan bagi keluarganya. Anung, anak Mbah Wage yang meneruskan usaha tiketing ini menceritakan, perjalanan usaha yang dirintis orang tuanya ini bukan tanpa halangan, ramai dan sepinya penumpang telah menjadi hal yang biasa dirasakan.

Ia melanjutkan, dengan keuletan dan semangat tidak mudah putus asa, usaha tiketing ini mampu bertahan sampai sekarang. Bahkan dari usaha yang dirintis orang tuanya ini dapat untuk menyekolahkan ketiga anaknya.

Pada tahun 2005 Mbah Wage meninggal dunia, saat ini usaha tiketing diteruskan Anung, yang merupakan anak kedua Mbah Wage. Anung mengungkapkan, ia melanjutkan usaha yang dikembangkan ayahnya tersebut lantaran ia telah mendampingi ayahnya dalam usaha ini dan yang dipasrahi meneruskan usahanya.

“Saya berkecimbung di dunia pertiketan sejak tahun 1999. Saat itu masih membantu bapak hingga tahun 2005,” katanya, Kamis, (16/04/2015).

Ia menjelaskan, sampai sekarang, meski agen tiket Mbah Wage tidak berada di dalam kompleks Terminal Dhaksinarga, namun para pelanggan tetap setia dan mempercayakan urusan tiketing busnya ke agen Mbah Wage. Pada saat ini, agen tiket Mbah Wage memegang tiketing hanya untuk satu operator bus AKAP.

“Saat ini agen tiket MbahWage hanya melayani armada PO. Rosalia Indah. Karena Rosalia mempunyai semua jurusan. Juga terdapat jasa pemaketan barang ke semua jurusan,” ujarnya.

Dalam waktu sehari, lanjut dia, rata-rata baik pembeli langsung maupun pemesan via telpon ada sekitar 30 lebih penumpang. “Ya, berharap usaha ini tetap bisa berjalan karena sampai sekarang usaha ini menjadi tulang punggung keluarga,” tandas Anung. (Atmaja).

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar