Adanya Antraks: Harga Daging Stabil, Namun Omset Penjualan Pedagang Merosot

oleh -
Penjual daging di Pasar Argosari, Wonosari. (KH)

WONOSARI, (KH),– Harga daging sapi dan kambing tidak terpengaruh adanya penyakit antraks yang muncul di wilayah Desa Gombang, Kecamatan Ponjong, Gunungkidul beberapa waktu lalu. Hal tersebut diungkapkan salah satu pedagang daging kambing di Pasar Argosari, Wonosari, Rubiyati.

“Harga stabil, namun jumlah penjualan menurun,” kata dia saat ditemui di lapak los khusus penjualan daging, Rabu, (22/1/2020).

Diungkapkan, penurunan omset yang ia alami cukup tajam. Penurunan setidaknya ada 50 persen jika dibanding dengan sebelum kemunculan antraks. Bahkan terkadang lebih dari itu. Ia mengaku resah belakangan ini dengan kemunculan penyakit  ternak yang disebabkan oleh bakteri bacillus anthrax itu. Ia sangat berharap penyakit ternak tersebut dapat segera diatasi pihak berwenang, sehingga omset usaha penjualan daging kembali pulih.

Sebelum ada antraks, Rubiyati menambahkan, bisa menjual daging dari tiga hingga empat ekor kambing yang disembelih. Namun, belakangan ini, selama berjualan hanya mampu menghabiskan daging 1 ekor kambing saja.

Dirinya memastikan, bahwa daging yang ia jual merupakan daging yang sehat. Sebab saat kambing hendak dibeli selalu dipastikan kondisi kesehatannya. Dirinya tidak mau merugikan konsumen dan pelanggan.

Keluhan yang sama disampaikan pedagang daging sapi, Waginem. Pasca munculnya antraks ia hanya mampu menjual daging sapi seberat 1 Kg saja. “Padahal sebelumnya bisa mencapai 20 kilogram,” timpal Waginem.

Dengan begitu, sisa daging yang tidak laku, usai berjualan lantas ia simpan di almari pendingin. Besoknya daging akan dijual kembali.

Waginem menuturkan, daging sapi yang dijual berasal dari sapi yang dibeli bersama-sama dengan penjual lain. Layaknya Rubiyati, Waginem juga memastikan bahwa daging sapi yang dijual tidak terdapat antraks atau penyakit yang lain.

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar